Selasa, 10 September 2013

Mengapa Buddha Tidak Melindungiku?



Mengapa Buddha Tidak Melindungiku?

Tahun lalu di kota WuXi provinsi Jiangsu, saya bertemu dengan seorang praktisi wanita yang mengaku telah menguasai Ajaran Buddha dengan bagus, orangnya lumayan baik. Pada suatu hari dia bertemu dengan masalah yang membuatnya sangat terpukul, sejak itu dia sangat kecewa dan menentang Ajaran Buddha, apa yang telah terjadi?

Suaminya adalah deputi bagian keamanan kota WuXi, termasuk orang yang memiliki kekuasaan, kehidupan keluarganya juga sangat lumayan, putrinya bersekolah di Inggris, dan merupakan anak yang sangat berprestasi, saat liburan tiba dia pulang menjenguk ayahbundanya. Ayahnya tentu saja sangat bersukacita, menaiki mobil pergi menjemput sang buah hati.

Kota WuXi berdekatan dengan Danau TaiHu, maka mobil pun berkeliling di sekitar Danau TaiHu, di sinilah mobil berkeliling-keliling sampai akhirnya masuk ke dalam danau, hanya supir yang sempat keluar dari mobil, sementara ayah dan putrinya terkubur di dasar danau.  

Ketika praktisi wanita ini mendengar kejadian tragis yang menimpa suami dan putrinya, bagaikan sambaran petir di siang bolong, kita juga dapat memahami bagaimana perasaannya saat itu, ini memang merupakan pukulan yang amat menyakitkan. Jika hanya belajar Buddha Dharma namun tidak memahami Hukum Karma, dalam menghadapi masalah ini pasti hatinya akan mundur.

Maka itu dia bertanya dalam hati, mengapa Buddha tidak melindungi diriku? Setiap hari saya begitu tulus menyalakan dupa, berdana pada vihara, masih banyak kebajikan yang telah saya perbuat, mengapa peristiwa yang begitu tragis masih menimpa diriku.  

Kebetulan ketika dirinya masih dilanda kebingungan, saya tiba di kota WuXi, ada seorang praktisi lainnya yang memperkenalkan dia datang menjumpai diriku, untuk apa? Untuk mendengar keluhannya, praktisi wanita ini tidak berhenti mengeluh bahwa dirinya sudah begitu banyak berbuat kebajikan, namun mengapa harus bertemu dengan peristiwa yang begitu menyayat hati.

Pada saat itu saya terpikir Master Yin Guang yang menulis sepucuk surat yang   panjang isinya untuk Wei Jin-zhou. Master Yin Guang juga pernah bertemu dengan peristiwa sedemikian dimana ada seorang praktisi yang sudah begitu lama belajar Buddha Dharma, yang juga merasa dirinya sudah cukup handal, praktisi ini bernama Wei Jin-zhou. Pada suatu hari rumah tetangganya dibakar si jago merah, api menjalar hingga rumahnya juga ikut ludes tak bersisa, sejak itu keluarganya jatuh miskin dan dia sendiri bimbang kehilangan arah.

Setelah mendengar kondisi Wei Jin-zhou, Master Yin Guang menuliskan sepucuk surat yang isinya sangat panjang kepadanya. Surat tersebut menjelaskan pada Wei Jin-zhou tentang Hukum Karma dan ketidakkekalan. Setiap manusia pasti akan menghadapi ketidakkekalan.

Bukan saja manusia awam yang harus menghadapi masalah, bahkan Buddha Sakyamuni sendiri juga harus menghadapi Devadatta yang ingin mencelakaiNya, di dalam Sangha harus menghadapi “Kelompok Enam Bhikkhu” yang sering membuat kekacauan.    

Kejadian ini memberitahukan pada kita, setiap benih perbuatan yang kita tanam pasti akan membuahkan akibat, dan kejadian yang kita hadapi saat kini merupakan hasil perbuatan kita pada kehidupan  lampau. Bila dalam kehidupan ini kita giat berbuat kebajikan, kelak juga akan menerima buah akibatnya, ini ibaratnya kita menabur benih dulu kemudian menikmati hasilnya kelak.

Maka itu saya menasehati praktisi wanita ini bahwa Hukum Karma menembusi tiga periode kelahiran (lampau, sekarang dan masa yang akan datang). Pada umumnya orang suka mengatakan buat apa berbuat baik, lihat saja si XX yang banyak berbuat baik namun akhirnya malah jadi susah, jika anda berpikir demikian maka logikanya para tahanan di penjara adalah orang-orang yang berbuat baik, menurut anda teori ini masuk akal tidak?

Tentunya ini tidak masuk akal, maka itu jangan karena kejadian tak menyenangkan terjadi di depan mata maka segera meragukan kebenaran hukum sebab akibat, para praktisi jika tidak memahami bahwa Hukum Karma menembusi tiga periode kelahiran, maka jika dalam kehidupan keseharian bertemu dengan masalah, keyakinannya akan jadi goyah.


Petikan Ceramah Master Ren Shan
Judul : 48 Tekad Buddha Amitabha
5 September 2007

  


前年在无锡,江苏无锡,我遇到一个我们学佛的同修,自称学佛学得非常好的,非常善良的,结果她遇到一个事情给她打击很大,从此以后对佛非常反感,怎么回事?她先生是无锡市公安局的副局长,算是很有权利的人,家里面生活非常好,女儿在英国念书,非常优秀的一个女孩子,放暑假回来看望爸爸妈妈,爸爸很高兴,就带着车,无锡靠近太湖,就在环太湖路兜圈,兜着兜着车兜到湖里了,只有司机跑出来了,父女两个都葬身湖底。她听到这个消息之后,简直是晴天霹雳,我们也可以设身处地感受一下,那对一般人来说的确是很大打击,就是学佛人如果不是深明因果,遇到这样的事情难保不退心,所以她自然而然就想了,为什么没佛保佑我?我还天天烧香,还在那个寺院捐了多少钱,我还做了什么,为什么还会有这样的事情。正好那几天她正在烦着,我到无锡去,有同修就介绍来,介绍来干什么,听她的牢骚,她也不听别人解释的,我不相信什么,我认为我很善良,为什么我遇到这样不好遭遇。

我当时就想到印祖在文钞里面给卫锦洲居士写的一封长信,印祖当年在世的时候遇到这样一个事情,也是一个学佛学的很久,也学得觉得很不错的同修卫锦洲居士,结果有一天隔壁邻居失火,连带把他家烧光了,沾光,这个沾光真够倒霉的,从此以后,家里面一贫如洗,自己神魂颠倒,真的想不开。印祖听说之后,出于关心就写了很长一封信,这一封信我们同修有兴趣可以找出来看一看,或许对我们在逆境当中有所帮助。印祖从佛法,从因果,从世间圣贤,从一般凡人的遭遇,详详细细地为他分析。这个世间的无常遭遇,每一个人都可能有,不要说一般凡人,就是释迦牟尼佛到了世间尚且有提婆达多陷害,尚且有僧团六群比丘,那有人说这怎么回事啊?佛自己还示现三个月马麦之报,出去托钵没饭吃,国王请他到皇宫应供,结果佛率领五百罗汉到皇宫里去了,国王把这事忘了,没饭吃,喂马的人看到了,把喂马的麦子拿来供佛,吃了三个月喂马的饲料。佛说了,这是过去生中所造的业因啊。这是示现因果给我们看,决不因为成佛成菩萨证果了你就可以逃避了,没有的。

这告诉我们,我们所造作的每一个业因将来都有果报,而我们现前所遭遇的不好的果报,是过去生中所种的不好的因,那么我们这一生修善很认真,好的果报在后面,这就好比我们在种农作物一样,先种的先收,后种的后收,总得有个先后啊。所以我就跟她说,因果是通三世的,不是因为这一生善才遭这样不好的果报,现在很多人就这么说,修善有什么好,你看XX人修善遭了恶报,这个意思就是说修善会遭恶报,那么不修善可能就会得好报,反过来,用这个罗辑来推理,那么所有遭恶报的都是修善而得到的,那么监牢里面关的都应该是善人,你们想对不对?因为用这个逻辑推理下去就是这样的,讲不通嘛,不能因为眼前的遭遇如何,而断定我们这个断恶修善是否正确了,学佛的同修如果不能深明三世因果的道理,在生活中遇到这一些不好的遭遇,信心难免动摇。这个前不久念佛的同修因为这个陈晓旭居士往生的事情,很多同修也因此丧失了信心,你看信心不够坚定,不能深明因果的道理。这是我们简单谈一谈,断恶修善,三世因果,在我们现实生活中,我们能否真正去深刻体会。


摘自
(仁山法师讲于新加坡南海普陀山)
公元二千零七年九月五日
第四集