Kamis, 12 September 2013

Penolong atau Penculik?





Penolong atau Penculik?

Kadang kala kita ini baik hati, ingin membantu orang lain, namun jika tidak bijaksana malah akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, kebaikan justru berbalik menjadi kejahatan, peristiwa sedemikian amat banyak.

Misalnya pada tahun lalu, saya bersama beberapa umat berkesempatan mengunjungi Shandong di kampung halaman Kongzi. Suatu hari ketika kami mengunjungi Kuil Zhou-gong, kebetulan bertemu dengan seorang lansia, dia bertamasya dan tinggal sendirian saja.

Beberapa umat yang melihat kondisi lansia ini amat bersimpati, kebetulan mereka ini sedang mengikuti seminar Di Zi Gui, jadi ilmunya langsung dipraktekkan, baguslah. Mereka langsung memberikan simpati dan perhatian kepada si lansia, kemudian mengobrol sejenak dengannya, mengajukan banyak pertanyaan kepada lansia tersebut, mengapa tinggal sendirian, darimana asalnya.

Lansia itu berasal dari Mongolia, jauh jaraknya, bertamasya seorang diri, anak-anaknya tidak berbakti, makanya dia keluar menghibur diri, usianya lebih dari 70 tahun.  

Para umat ini merasa amat bersukacita, berkata pada lansia itu : “Anggap saja kami sebagai putra putrimu, kami bisa menjaga dirimu”.  Mendengar ucapan ini lansia itu tampak gembira, mengira ini hanya basa-basi, tak diduga bahwa para umat itu ternyata sangat serius.

Setelah puas berkeliling kuil, mereka mengajak lansia itu untuk pulang bersama dan mereka bersedia merawat si lansia, sambil membujuk : “Anda tinggal sendirian sungguh tak nyaman, ikutlah dengan kami, beberapa hari ini kami sedang bertamasya di sini, kami akan membawamu serta”.

Kemudian mereka menyuruh lansia itu untuk membatalkan kamar hotelnya dan tinggal di hotel lain bersama mereka.

Melihat semua ini saya menasehati para umat ini bahwa apa yang mereka lakukan sudah terlalu banyak, orang lain akan ketakutan. Ternyata ucapanku benar,  lansia itu membatalkan sewa hotelnya dan dengan terpaksa mengikuti ajakan para umat, seolah-olah diculik, setelah sampai di hotel kami, kamar kami yang terbaik diperuntukkan padanya.

Lansia itu berkata bahwa dia tidak ingin tidur di kasur namun ingin tidur di lantai, sepertinya ada sesuatu masalah. Kemudian siangnya keluar makan, para umat juga mengajak lansia untuk ikut bersama, namun ditolak dengan alasan dia ada membawa biskuit. Para umat tidak menanggapinya dengan serius.

 Selesai makan kami pulang kembali ke hotel, kami terkejut melihat ada mobil polisi di depan hotel. Ternyata si lansia benar-benar melapor ke polisi. Polisi segera mendatangi kami, dan berkata : “Lansia ini melapor bahwa kalian menculiknya, mungkin hendak dijual, kami ingin memahami kejadian yang sebenarnya”.

Para umat tidak tahu harus menangis tersedu-sedu atau tertawa terbahak-bahak pada detik itu, saya segera berkata pada mereka : “Kalian sudah berbuat kebajikan besar, makanya cepat pergi buat penjelasan pada pak polisi”.

Lansia itu masih tampak ketakutan, kami mendekatinya dan meminta maaf, sebelum pergi kami khawatir uang perjalanannya tidak cukup sehingga berniat menyerahkan sedikit uang kepadanya namun ditolak, beliau berkata : “Saya tidak memerlukan uang kalian, hanya ingin kalian tidak menimbulkan kecemasan lagi”.

Kadang kala kita ini memang baik hati, namun sudah terlampau baik, tidak memahami bahwa belas kasih (karuna) dan kebijaksanaan (prajna) itu harus sejalan, diwujudkan keluar dalam bentuk upaya kausalya.
   

Petikan Ceramah Master Ren Shan
Judul : 48 Tekad Buddha Amitabha
9 September 2007




有时候我们是好心,感觉慈悲帮助人,如果没智慧往往弄巧成拙,好心办了坏事,这样的事情很多。好像是去年,我跟几个朋友有机会到山东孔老夫子的故乡去拜诣三孔,有一天我们去周公庙去参观,周公庙很冷清人不多,我们去的时候里面有一个老人家,一个人很孤独的,正好我们一些同修看到老人家,正在学弟子规那一段时间,好了,这一下用上了,见到了年长的人赶紧关心关心,就跟他聊上天了,问老人家,为什么一个人啊,从哪里来啊,老人从内蒙古来的,很远,一个人,说儿女不孝,一个人出来散散心,70多岁。好这些同修很高兴,说我们这个年龄可以做你的儿女,我们来照顾你吧,老人家听了很高兴,以为客气客气,可是我们说的是真的,这几个朋友说的是真的。参观完了说我们一道回去吧,我们照顾你,你一个人住不方便,你跟我们,这几天我们都在这边旅行,我们带着你,我们带的有车,让他坐我们的车,然后说最好住在一起,就让他把他的旅店退掉,住到我们那边。我就跟他们说,你们别做得太过了,免得让人家害怕,果然不错,老人把旅店退了,跟我们不得已,好像被绑架了,到了我们住的酒店,我们把最好的房间让出来给他。老人进去就说,我不要睡床铺,我睡地下就行了,好像是有了什么问题,然后中午出去吃饭,请老人家一起出去用餐,老人家说我带得有干粮,我不用跟你们一起去吃饭,你们去吧。也没多想,吃了饭回来一看,哎呀不大对了,我们住的那家酒店门口停了一辆警车,中国叫110巡警,这个老人正在跟警察认真的汇报,然后看到我们来,警察就悄悄过来,说这个老人说你们绑架他,可能要拐卖人口,我们想了解一下情况。哎呀我们同修听到哭笑不得,我说你们做了好事,赶紧去解释,老人家还是很害怕,躲得远远的,向人家道歉,临走的时候怕老人家旅费不够,我们有同修去送了一点钱给老人,老人说我不要你们的钱,还是心有余悸。这是什么呢,缺少智慧,缺少善巧方便,有时候我们感觉是十分的好心,可是不懂得拿捏分寸,往往不能产生好的效果。所以菩萨度众生,悲智同时具足,表现出来就是善巧方便。



摘自:
     
(仁山法师讲于新加坡南海普陀山)
公元二千零七年九月九日
第七集